"Siapa sih yang tidak tahu kota Jakarta?" Kota yang dikenal dengan sebutan metropolitan dengan segenggam gemerlap kemewahan di dalam nya. Kota yang tak asing lagi terdengar di telinga kita terkait dengan meledaknya jumlah penduduk yang menetap di sana.

Bisa sama-sama kita saksisan jumlah penduduk DKI Jakarta dapat digolongkan ke dalam jumlah penduduk terpadat di Indonesia. Wajar saja apabila Kota Jakarta tak pernah lepas dari berbagai masalah.
Kota Jakarta memiliki sederet permasalahan yg beragam. Salah satu masalah yang cukup penting adalah masalah transportasi kota. Sampai saat ini Jakarta telah dikenal sebagai kota metropolitan terburuk dalam mengatur transportasi bagi warganya yang mencapai 8 juta jiwa. Fasilitas dan Infrastrukur transportasi yang masih belum terarah menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kemacetan.
Jakarta belum mempunyai sistem serta infrasturktur transportasi secara massal yang bisa digunakan oleh masyarakatnya. Transportasi yang tersedia pun bisa dikatakan masih belum seimbang apabila dibandingkan dengan jumlah penduduknya yang semakin hari semakin bertambah. Transportasi yang bisa melayani kebutuhan perpindahan warganya dengan cepat, aman, murah, nyaman dan secara massal belum dapat terealisasikan. Kemacetan, pelanggaran lalu-lintas dan kecelakaan adalah masalah yang paling sering tampak dipermukaan sebagai masalah lalu lintas. Sedangkan tata ruang pada jalan, sistem transportasi yang tidak terarah, rencana dan kebijakan angkutan umum, populasi kendaraan, pengaturan lalu lintas, penegakan hukum, ketersediaan sumber daya dan aturan bisa dikatakan sebagai akar masalah transportasi di Jakarta. Ada pepatah yang mengatakan 'ada gula, ada semut'. Maka apabila saya kaitkan dengan hal ini, dapat saya simpulkan menjadi sebab-akibat yang terpadu dan berkesinambungan yaitu kurangnya transportasi mengakibatkan kemacetan, kemacetan yang berlangsung secara terus menerus mengakibatkan proses pembangunan kota Jakarta yang terhambat.
Kemacetan selalu terjadi di mana-mana, hal tersebut disebkan karena kota Jakarta memilik banyak titik rawan yang tersebar merata sebagai pusat kemacetan tersebut, disamping itu arus dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi kerap kali menambah jumlah kendaraan secara signifikan dan hal tersebut menyebabkan kondisi kemacetan yang semakin parah.